Organisation for Economic Co-operation and Development
(OECD) merilis hasil survei yang menggunakan metode Programme for
International Student Assessment (PISA). Dari pelajar di 65 negara/kota
yang disurvei, pelajar Indonesia berada di peringkat kedua terbawah
dalam pelajaran matematika dan sains.
Survei yang baru dirilis OECD, lembaga yang bermarkas di Paris itu, merupakan survei yang dilakukan pada
tahun 2012 dengan melibatkan 510.000 siswa usia 15 tahun. Survei
dilakukan dengan menggunakan kuesioner pilihan berganda dengan sistem
komputer.
Untuk matematika, skor rata-rata 65 negara/kota yang
disurvei ditetapkan OECD sebesar 494. Sementara skor pelajar Indonesia
rata-rata hanya mencapai 375 dan unggul tipis atas Peru yang berada di
peringkat buncit dengan skor 368.
Bandingkan dengan skor
rata-rata yang diperoleh pelajar Thailand yang berada di peringkat 50
yang mencapai 427 dan Malaysia di peringkat 52 dengan angka 421.
Dalam kategori ini, peringkat 5 besar diperoleh pelajar dari Shanghai (China), Singapura, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan.
Kemudian untuk skor PISA untuk kategori sains, pelajar Indonesia yang
disurvei juga berada di peringkat 64. Dengan skor rata-rata yang
ditetapkan OECD sebesar 501, pelajar Indonesia cuma mendapat skor 382.
Kementerian Pendidikan Nasional mengakui survei PISA ini. Bahkan
Indonesia mulai sepenuhnya berpartisipasi sejak tahun 2000. Pada tahun
2000 sebanyak 41 negara berpartisipasi sebagai peserta sedangkan pada
tahun 2003 menurun menjadi 40 negara dan pada tahun 2006 melonjak
menjadi 57 negara hingga kemudian di tahun 2012 menjadi 65 negara/kota
peserta.
Tujuan PISA adalah untuk mengukur prestasi literasi
membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun di
negara-negara peserta. Di tahun 2012, survei menambahkan kategori
problem solving dan financial literacy.
Seperti ditulis dalam
situs resmi Kemendiknas, manfaat survei PISA bagi Indonesia adalah untuk
mengetahui posisi prestasi literasi siswa Indonesia bila dibandingkan
dengan prestasi literasi siswa di negara lain dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu, hasil studi ini diharapkan dapat
digunakan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan untuk peningkatan
mutu pendidikan.
Untuk kategori matematika, hal-hal yang diukur
adalah: Mengidentifikasikan dan memahami serta menggunakan dasar-dasar
matematika yang diperlukan seseorang dalam menghadapi kehidupan
sehari-hari.
Sedangkan untuk sains: Menggunakan pengetahuan dan
mengidentifikasi masalah untuk memahami fakta-fakta dan membuat
keputusan tentang alam serta perubahan yang terjadi pada lingkungan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment